Dalam dunia manufaktur, pelabelan bukan sekadar tempelan informasi. Label yang tepat bisa mempercepat alur produksi, menjaga akurasi identifikasi, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi industri. Namun, satu hal yang sering terlewat: jenis kertas label ternyata beragam, dan masing-masing punya kelebihan serta fungsi khusus. Yuk, kenali lebih lanjut empat jenis kertas label yang paling umum digunakan dalam industri manufaktur!
Kertas thermal (direct thermal) bekerja dengan teknologi pencetakan berbasis panas. Artinya, kamu nggak membutuhkan tinta atau ribbon untuk mencetak label, cukup printer thermal, dan cetakan langsung muncul saat kepala printer bersentuhan dengan permukaan kertas. Kertas jenis ini sangat cocok untuk kebutuhan cetak cepat dan volume tinggi, seperti label pengiriman, barcode untuk tracking, atau label bahan baku.
Namun sayangnya, label thermal tidak tahan lama. Cetakannya bisa memudar jika terkena panas, sinar matahari langsung, atau gesekan. Maka dari itu, lebih disarankan untuk penggunaan jangka pendek. Kertas ini ideal untuk label gudang, barcode inventaris, dan kebutuhan sementara. Tapi nggak direkomendasikan untuk produk jadi yang harus tahan lama atau diekspor.
Kertas semigloss punya permukaan setengah mengilap yang mampu menghasilkan cetakan lebih tajam dan warna lebih hidup dibanding kertas biasa. Meski tampilannya lebih premium, harganya tetap relatif terjangkau, sehingga cocok untuk bisnis yang ingin tampil profesional tanpa menguras anggaran.
Dalam konteks manufaktur, semigloss ideal digunakan untuk label kemasan sekunder, label rak, atau instruksi visual di area produksi. Secara keseluruhan, ini adalah pilihan seimbang antara tampilan menarik dan efisiensi biaya, asalkan digunakan di area kering. Karena berbasis kertas biasa, label ini kurang tahan terhadap air dan kelembapan, jadi nggak direkomendasikan untuk area seperti cold storage.
Kertas label sintetis terbuat dari bahan seperti polypropylene (PP) atau polyester (PET). Dibandingkan kertas biasa, bahan ini jauh lebih kuat, tidak mudah sobek, dan tahan terhadap air, bahan kimia, minyak, serta suhu ekstrem. Ini menjadikannya pilihan ideal untuk lingkungan pabrik yang menuntut durabilitas tinggi.
Jenis kertas ini sering digunakan untuk pelabelan permanen, pelacakan komponen, atau produk yang disimpan di area luar ruangan maupun lingkungan yang terpapar bahan kimia. Cocok untuk label instruksi mesin, peralatan, bahan kimia, hingga barcode jangka panjang. Tapi karena harganya relatif lebih tinggi, label ini kurang cocok untuk kebutuhan cetak harian yang mengutamakan efisiensi biaya.
Kertas waterproof dirancang khusus supaya nggak rusak saat terkena air, embun, atau suhu rendah. Biasanya dibuat dari bahan sintetis atau diberi lapisan pelindung tambahan, sehingga cetakan pada label tetap terbaca jelas, bahkan saat disimpan di freezer atau area yang basah.
Dalam dunia manufaktur makanan dan minuman, label ini sering jadi andalan, terutama untuk produk yang melewati proses pendinginan atau distribusi di luar ruangan. Kertas jenis ini cocok untuk frozen food, produk minuman, dan pelabelan di area lembap. Tapi kalau lingkungan kerjamu nggak menuntut ketahanan terhadap air, penggunaannya bisa dibilang kurang efisien dari segi biaya.
Dalam operasional manufaktur, satu jenis label tidak bisa memenuhi semua kebutuhan. Pahami dulu lingkungan kerja, durasi penyimpanan, dan fungsi label sebelum memilih kertas yang tepat. Salah pilih kertas label bisa bikin data penting cepat pudar, proses kerja terganggu, atau malah menyalahi standar industri. Nah, kalau masih bingung pilih yang cocok untuk bisnismu, Luma siap bantu memilih kombinasi label dan printer terbaik yang sesuai dengan kebutuhan bisnis manufaktur. Cek koleksi lengkapnya di website Luma sekarang!
